Selasa, Februari 03, 2009

Rekam Medis Supra Injeksi

Menggeser paradigma kuno menuju pemikiran modern emang tidak mudah. Ambil contoh soal motor injeksi, selama ini konsumen terbiasa bongkar pasang karburator. Begitu dihadapkan pada perangkat pengabut bensin serbaelektrik, konsumen jadi mikir dua kali.

“Seharusnya konsumen tidak perlu khawatir. Sebab perkembangan teknologi motor justru mengarah ke maintenance free (bebas perawatan). Peralatan servis yang disiapkan pabrikan juga makin canggih,” ujar Sarwono Edhi, technical service training manager, PT Astra Honda Motor (AHM).

Sarwono lantas menunjukkan alat canggih berjuluk HDS (Honda Diagnostic System). Alat berlayar PDA ini sanggup menghasilkan ‘rekam medis’ Honda Supra X125 PGM-Fi. Tinggal colok langsung ketahuan bagian mana yang mesti diobati.

HDS dioperasikan dengan layar sentuh (touchscreen). Dalam satu alat bisa dipakai untuk beberapa tipe Honda. Misalnya untuk diagnosis Goldwing, CBR dan tipe motor Honda lain yang sudah mengadopsi injeksi. Wajar kalo alat ini dibanderol hampir seharga Supra PGM-Fi (Rp 15 jutaan).

Fitur HDS antara lain untuk reset, mengetahui timing pengapian, suhu mesin, temperatur udara masuk bahkan bisa mengevaluasi kinerja injektor. “Penggunaan HDS saat mesin hidup tapi tidak sambil jalan,” tambah Endro Sutarno, technical service training instructor, PT AHM.
Cara Pakai

Penggunaan HDS cukup mudah. Tinggal dicolokkan pada terminal DLC. Pada Supra PGM-Fi, terminal DLC terletak di balik cover depan. Kata Endro, kalo konsumen belum tahu letaknya bisa dipandu lewat alat HDS. Tinggal pencet tipe motor, maka layar HDS akan menampilkan gambar yang menunjukkan letak terminal DLC. Bagaimana, mudah bukan?

Lantas apa bedanya alat ini dengan lampu engine check (EC) yang sudah ada pada motor? “Fungsi HDS jauh lebih kompleks dibanding EC. Kalo EC hanya untuk mengetahui sensor yang rusak lewat jumlah kedipan. Apabila fungsi EC sendiri rusak maka bisa dibantu menggunakan HDS,” lanjut Endro. Zoelis/Shinobi_23

Tidak ada komentar: